1 Mei 2024 | Kegiatan Statistik Lainnya
Oleh:
Lilis Anisah, SST, MSi
Fungsional Statistisi BPS Kota Semarang
SETIAP tahun, tepatnya
tanggal 2 Mei, Kota Semarang memperingati hari jadinya. Tahun ini Kota Semarang
memasuki usia yang ke-477. Peringatan hari jadi Kota Semarang ke-477 sekaligus
menjadi pengingat bahwa pemerintah telah melayani warga Kota Semarang selama
477 tahun.
Dengan
pemahaman bahwa pemerintah sejatinya bertugas sebagai pelayan masyarakat, sudah
selayaknya Pemerintah Kota Semarang mencermati berbagai capaian dan tantangan
berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
Dengan
demikian, peringatan hari jadi dapat menjadi momentum untuk melakukan
perenungan yang mendalam, tidak hanya seremonia semata. Perenungan dan
pencermatan akan menjadi bermakna bila didasari oleh ketersediaan data yang
akurat. Bagaimana data statistik menjadi refleksi terhadap capaian sekaligus
tantangan Kota Semarang, akan terurai dalam deretan fakta data berikut.
Sebagai
ibukota provinsi, Kota Semarang merupakan penopang utama perekonomian Jawa
Tengah. Dengan kontribusi sekitar 14 persen dari PDRB Jawa Tengah, Kota
Semarang menempati peringkat pertama disusul Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten
Kudus (7-8 %) dalam menopang ekonomi Jawa Tengah. Data statistik menunjukkan
bahwa gejolak pandemi covid-19 memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian
Kota Semarang. Pandemi tahun 2020 telah melemahkan daya beli masyarakat yang
berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Semarang. Ekonomi Kota
Semarang yang sebelumnya tumbuh pada kisaran 5-6 persen, pada tahun 2020 tumbuh
negatif 1,85 persen. Penurunan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 tersebut
dipengaruhi oleh penurunan seluruh komponen konsumsi dan sebagian besar
lapangan usaha. Dengan kontribusi berkisar sebesar 40 an persen dari total
ekonomi Kota Semarang, daya beli atau tingkat konsumsi rumah tangga merupakan
kontributor dominan terhadap pembentukan PDRB Kota Semarang dari sisi
pengeluaran. Namun demikian, penurunan konsumsi rumahtangga tersebut lebih
landai daripada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang turun
negatif 8,51 persen pada tahun 2020.Penerapan tatanan normal baru pasca pandemi
berdampak positif terhadap pemulihan ekonomi Kota Semarang. Tercatat
pertumbuhan ekonomi Kota Semarang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir,
yaitu 5,16 persen (2021), 5,73 persen (2022) dan 5,79 persen (2023). Hal
menarik lainnya, data BPS menunjukkan bahwa baik sebelum, di masa pandemi
maupun sesudahnya, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang selalu melampaui Jawa
Tengah. Kondisi tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa aktivitas ekonomi
Kota Semarang tumbuh lebih tinggi daripada Jawa Tengah. Makna lainnya, bahwa
pandemi Covid-19 memberi dampak lebih besar terhadap ekonomi Jawa Tengah
daripada Kota Semarang.
Pada 27
Februari 2024, BPS Kota Semarang merilis keadaan ketenagakerjaan kondisi Agustus
2023. Dalam rilisnya, BPS menyatakan bahwa jumlah angkatan kerja di Kota
Semarang sebanyak 929 ribu orang pada Agustus 2023, turun 146 ribu orang
dibanding Agustus 2022. Sejalan dengan penurunan jumlah angkatan kerja, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami penurunan. TPAK Kota Semarang
bulan Agustus 2023 sebesar 69,42 persen, turun 1,54 persen poin dibandingkan
Agustus 2022. Penurunan TPAK memberi arti menurunnya potensi ekonomi dari sisi
pasokan (supply) tenaga kerja. Tingkat pengangguran terbuka turun dari 7,60
persen pada Agustus 2022 menjadi 5,99 persen pada bulan Agustus 2023.
Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi sepertinya sejalan dengan peningkatan
aktivitas roda perekonomian Kota Semarang sehingga memberi dampak positif terhadap
penurunan pengangguran terbuka di Kota Semarang.
Pada 26
Oktober 2023, BPS Kota Semarang merilis kemiskinan Kota Semarang tahun 2023.
Jumlah penduduk miskin di Kota Semarang tahun 2023 sebanyak 80,53 ribu orang,
atau bertambah 0,66 ribu orang jika dibandingkan dengan tahun 2022.
Garis
kemiskinan Kota Semarang tahun 2023 tercatat sebesar Rp 642.456/kapita/bulan,
meningkat dibanding tahun 2022 yang sebesar Rp 589.598/kapita/bulan. Secara
umum, selama satu dekade terakhir, persentase tingkat kemiskinan di Kota
Semarang mengalami penurunan. Sedangkan jumlah penduduk miskin secara nominal
pada periode 2013-2023 berfluktuasi, mengalami penurunan pada periode
2013-2019, kemudian meningkat di tahun 2020-2021, berkurang jumlahnya pada
tahun 2022, lalu kembali meningkat pada tahun 2023.
Perkembangan
pariwisata BPS Kota Semarang dapat ditunjukkan antara lain melalui indikator
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang di Kota Semarang. TPK menggambarkan
berapa persen kamar yang tersedia pada akomodasi tertentu terisi oleh tamu yang
menginap dalam suatu waktu tertentu. Angka ini menunjukkan minat pengunjung
terhadap kelas akomodasi tertentu. TPK juga memperlihatkan apakah di suatu
daerah masih kurang keberadaan akomodasi atau tidak untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan (https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikator/60).
Data statistik TPK menunjukkan kestabilan sejak September 2021 hingga Februari
2024, setelah dihantam badai covid-19 yang berdampak pada penurunan TPK sejak
Maret 2020 hingga Agustus 2021. Kondisi ini memberikan sinyalemen positif
menggeliatnya aktivitas pariwisata Kota Semarang. Data statistik TPK juga
menunjukkan bahwa Hotel Bintang 4 seringkali menjadi hotel dengan capaian TPK
tertinggi di Kota Semarang sedangkan Hotel Bintang 1 seringkali menjadi hotel
dengan capaian TPK terendah. Kondisi ini bermakna bahwa diantara semua jenis
akomodasi dengan klasifikasi hotel berbintang di Kota Semarang, Hotel Bintang 4
merupakan jenis akomodasi yang paling diminati. Sebaliknya, akomodasi hotel
bintang 1 merupakan jenis akomodasi berbintang yang paling tidak diminati oleh
konsumen penyediaan jasa akomodasi hotel berbintang di Kota Semarang.
Mencermati
berbagai data statistik tersebut, semoga dapat menjadi bahan evaluasi bagi
pemerintah agar bersinergi bersama pelaku usaha dan masyarakat untuk
meningkatkan perekonomian Kota Semarang. Penggunaan data yang akurat menjadi
penting sebagai kompasnya. Pernyataan tentang pentingnya penggunaan data yang
akurat dalam berbagai bidang telah sering disampaikan oleh banyak pihak. Presiden
Joko Widodo (Jokowi) seringkali menyampaikan tentang berartinya data dalam
perencanaan dan evaluasi pembangunan. Data valid adalah kunci utama kesuksesan
pembangunan sebuah negara. Data akurat sangat diperlukan untuk membuat
keputusan tepat, demikian serangkaian kalimat Jokowi terkait pentingnya data,
dalam acara pencanangan sensus penduduk 2020, Jumat (24/1/2020). “Data adalah
new oil yang harganya tak terhingga,” kata Jokowi dalam Puncak Peringatan Hari
Pers Nasional 2023 yang disiarkan melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis
(9/2/2023).
Hari
jadi adalah momen untuk merayakan keberhasilan, menjadi pengingat akan makna
perjalanan di masa lalu, evaluasi di masa kini dan strategi untuk menghadapi
tantangan masa depan. Selamat ulang tahun, Kota Semarang! Mari bergerak bersama
menuju Semarang hebat, Indonesia emas, berbasis data. Jatengdaily-St
Sumber:
Kota
Semarang dalam Bingkai Statistik: Selamat Hari Jadi ke-477 - jatengdaily.com
Berita Terkait
Selamat Hari Jadi Kota Semarang ke-476
Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-116 di halaman BPS Kota Semarang
Kunjungan Wisman ke Kota Semarang meningkat
Upacara hari Kesaktian Pancasila di BPS Kota Semarang
Audiensi Kepala BPS Kota Semarang ke Kantor Walikota
Pembahasan Rancangan Perwal Statistik Sektoral Kota Semarang
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kota SemarangJl. Inspeksi Kali Semarang No.1
Semarang-Jawa Tengah; Telp (024) 3546413
Faks (024) 3546413
e-mail : bps3374@bps.go.id
Tentang Kami